Selasa, 25 Oktober 2016

Review Sharing Session

Sekolah Tinggi Desain Indonesia memiliki tiga Program Study Desain. Salah satu nya yaitu Fashion Communication, yang beberapa waktu lalu pada tanggal 27 September bersama The ImPossible Projects Team mengadakan Sharing Session yang bertempat di Aula Wastu Sekolah Tinggi Desain Indonesia jalan Wastukencana no 52. 
The ImPossible Projects sendiri merupakan team yang dibentuk untuk mengadakan acara – acara yang berkaitan dalam bidang fashion. Beranggotakan Maradita Sutantio sebagai ketua dan juga selaku ketua Prodi Fashion Communication, Fairus Sinta yang merupakan dosen Fashion Communicattion di STDI, dan beberapa mahasiswa STDI yaitu Josiah Wakerwa, Agnesa Samudera, Anisa Wening, dan Siti Fadhila.
Diawal pembukaan Sharing Session ini dijelaskan tentang adanya +ActivePoint yang diberlakukan di STDI sebagai reward yang diberikan pihak kampus kepada mahasiswa yang aktif mengikuti acara–acara kampus, dan juga merupakan sebagai syarat kelulusan. Sesi berikutnya dilanjutkan dengan Sharing Session, yang sebagai pembicara yaitu tiga mahasiswa fashion Universitas Telkom yang baru menamatkan kuliah mereka pada tahun 2016 ini, di sini mereka mempersentasikan karya baju dari tugas akhir mereka.
Pembicara pertama bernama M. Ricky Bharman menampilkan tiga gaun malam Haute Couture dengan bahan sutra, yang menarik pada gaun karya Ricky Bharman ini adalah pemakaian kerang sebagai ornament pada gaun. Ide ini didapatnya ketika ia berlibur ke Bali dan melihat banyak limbah kerang yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi. Kemudian setelah itu mulailah ia mengumpulkan limbah kerang dan mendaur ulangnya menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi. Dalam proses pengerjaannya Ricky melakukan beberapa kali eksperimen guna mendapatkan hasil yang maksimal, juga mengalami beberapa kali kegagalan dan menghabiskan banyak biaya dikarenakan proses pengerjaannya yang masih dilakukan secara manual.
Pembicara yang kedua yaitu Rahmadina Putri Aprilliza yang mengakat konsep Ready to Wear dan warna hitam pada baju karyanya . Rahmadina menuangkan bait – bait puisi pada baju nya yang ia bordir dengan pola tulisan tangannya sendiri. Hingga akhirnya sampai pada konsep ini, Rahmadina juga melakukan banyak proses eksperimen dan mendapati kegagalan – kegagalan yang mengharuskannya mengganti konsep hingga melakukan proses desain mulai dari awal lagi.
 Pembicara terakhir yaitu Dwi Astiti mengangkat konsep Sporty dengan material Scuba, ketertarikannya pada material Scuba ini diawali ketika ia menghadiri suatu acara seminar tentang Trend Forcasting yang menjelaskan tentang material Scuba sebagai acuan dalam trend fashion masa mendatang. Di sini ia juga menjelaskan beberapa teknik cutting yang ia aplikasikan dalam baju karyanya.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan beberapa kutipan penting dari ketiga desainer muda ini bahwa kita harus selalu rendah hati, tidak boleh sombong dan juga harus selalu bekerja keras, karna hasil tidak akan menghianati kerja keras.
Saya sebagai mahasiswa fashion tinggkat dua mendapatkan banyak pengetahuan baru dalam bidang fashion setelah menghadiri acara Sharing Session ini, contonya seperti bagaimana seorang Ricky Barma mendaur ulang limbah kerang menjadi sesuatu yang bernilai jual tinggi, bagaimana Rahmadina Putri yang mengangkat warna hitam serta menuangkan bait—bait puisi yang ia bordir pada baju karyanya, pemakaian material scuba serta teknik laser cutting yang diaplikasikan pada baju karya Dwi Astiti, dan juga beberapa istilah – istilah yang berkaitan dalam bidang fashion.
 Sebaiknya acara-acara seperti ini tidak berhenti sampai di sini, saya berharap Fashion Communication STDI bersama The ImPossible Projects Team terus mengadakan acara – acara seperti ini, dan semoga acar-acara kedepannya semakin baik lagi, baik dari susunan acara maupun dari segi penyampaian pembicara yang diundang dapat menginspirasi pendengarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar